Aku Melukis
Oleh: Muhyi Atsarissalaf Bin Syamsuir
Di bawah awan hitam aku masih melukis
Dengan bulu kuas dari sisa-sisa rambut mereka
Yang harus tercabut dan terberai di jalanan
Ketika kau seret mereka dari rumahnya
Degan sisa-sisa tumpahan darah mereka
Yang membasahi ranting dan daun malam itu
Atau yang tercecer begitu saja di depan rumah mereka
Atau yang tercecer begitu saja di depan rumah mereka
Aku melukiskan pekikan jeritan
Lukisannya begini kawan
Di sudut kanvas yang masih putih
seputih awan sebelum datangnya mendung
seputih awan sebelum datangnya mendung
Hitam jeritan gadis yang dikejar-kejar
Gadis itu terus saja berlari dengan warna keresahan
Bibirnya pucat, matanya liar ketakutan
Dari belakang segerombolan mereka
Tertawa menikmati derita si gadis itu
Mereka mengejar dengan perlahan
Mereka menggombalinya dengan ancaman
Ditengah-tengah kanvas itu
Warna merah tercecer seperti percikan
Persis di samping percikan itu ada lukisan anak kecil
Jelas terlihat tatapannya yang lugu memilukan
Lihat pula senapan itu kemana arahanya
Lukisan ini memang jelek kawan
Karena kanvasnya hanya dipolesi dengan dua warna saja
Warna merah dan hitam
Bercampur aduk menakutkan
Lukisan ini tak usah kau mesiumkan atau kau pajang di pameran
Karena mereka akan menjebloskan aku
Lukisan dan kembali menjadi lukisan
Karena mereka akan menjebloskan aku
Lukisan dan kembali menjadi lukisan
Kota Fajar, 28 Juli 2016
Sumber Gambar : taufiqsuryo.files.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar