Kembali
Oleh:
Muhyi Atsarissalaf Bin Syamsuir
Menuliskan
puisi untuk memuji si cantik
Kadang aku berfikir apa gunanya?
Aku panggil dan aku sebut ia dalam sajakku
Ternyata tidak datang juga dia dalam sepiku
Hanya ada balasan sajak yang ku kira untukku
Menjadi ramai sendiri ia di telinga dan fikiranku
Kadang aku berfikir apa gunanya?
Aku panggil dan aku sebut ia dalam sajakku
Ternyata tidak datang juga dia dalam sepiku
Hanya ada balasan sajak yang ku kira untukku
Menjadi ramai sendiri ia di telinga dan fikiranku
Mebuat
kata-kata cinta yang cengeng
Hanya membuat ku semakin tidak peduli dengan sekitar
Jiwa yang selama ini mulai dibakar semangatnya
Perlahan-lahan padam oleh tangisan kemanjaan
Hanya membuat ku semakin tidak peduli dengan sekitar
Jiwa yang selama ini mulai dibakar semangatnya
Perlahan-lahan padam oleh tangisan kemanjaan
Aku
buta dengan seribu pasang mata
Yang menangis meronta tanpa air mata
Penglihatanku hanya tertuju pada satu pasang mata
Yang entah mata itu juga melihat ku
Yang menangis meronta tanpa air mata
Penglihatanku hanya tertuju pada satu pasang mata
Yang entah mata itu juga melihat ku
Untukmu
si cantik yang sajakku untukmu
Terserah engkau datang atau diam saja di sana
Kau balas atau kau diamkan saja
Aku sudah tidak peduli lagi
Terserah engkau datang atau diam saja di sana
Kau balas atau kau diamkan saja
Aku sudah tidak peduli lagi
Aku
hanya memuji dan bermanja-manja dengan bayanganmu
Sedangkan realita tangis darah, riak air nanah
Sedang membanjiri kampung halamanku
Sedangkan realita tangis darah, riak air nanah
Sedang membanjiri kampung halamanku
Aku
ingin kembali
Aku ingin memekik seribu kali lagi
Kekasih imajinasiku duduk saja engkau di sudut sana
Setelah serak suaraku meradang di teriknya siang
Sayang, hidangkan segera setengah gelas air putih
Satu teguk tentu menjadi hidangan paling mesra
Aku ingin memekik seribu kali lagi
Kekasih imajinasiku duduk saja engkau di sudut sana
Setelah serak suaraku meradang di teriknya siang
Sayang, hidangkan segera setengah gelas air putih
Satu teguk tentu menjadi hidangan paling mesra
Lawe
Sawah, 19 Juli 2016
Sumber Gambar: kluban.net
keren banget karya-karya nya om muhi,,, maju terus
BalasHapusTerimakasih Om fijul,, jika sudara tidak keberatan.. barangkali bisa sisipkan salah satu bait daku dalam suara merdu saudara.. Hehehe
Hapus