Sekarang Siapa?

Sekarang Siapa?
Oleh: Muhyi Atsarissalaf Bin Syamsuir

Teriakan Chairil masih saja memekik di langit
Podium kecil yang mereka dirikan di bawah terik
Masih mengakar di perut bumi pertiwi
Persimpangan menjadi saksi seribu kebisuan
Mulut-mulut merekalah meneriaki wajah penjajahan 

Seperti luka dan bisa yang bawanya berlari
Atau bagaikan keinginannya hidup seribu tahun lagi
Walau kadang harus hilang atau terkubur dalam liang
Widji Thukul angkatan 98 hanya mengatakan satu kata
"LAWAN"

Mengakhiri nasib seperti  tiga anak kecil
Menangis di pusaran kakak-kakak yang tertembak itu
Mereka datang membawa karangan bunga, membawa doa
Siapa yang tak ingat siapa yang mati di salemba

Sekarang siapa?
Apakah kita harus menunggu 
Mereka bangkit dari bawah nisannya?

Kota Fajar, 27 Juli 2016

Komentar