Ketertundukan Jiwa Terhadap Cinta



Ketertundukan Jiwa Terhadap Cinta
Oleh: Muhyi Atsarissalaf Bin Syamsuir
Seperti kata sebagian makhluk yang telah berhasil membawa cintanya menemui cinta-Nya “Betapa banyak cinta taklukkan jiwa yang tegar. Di hadapan cinta ketegaran jiwa luluh tak berdaya. Jika kau renungkan, ketertundukan jiwa terhadap cinta adalah sesuatu yang mengagumkan”. Beginilah kata mereka yang senantiasa membuka selimut di malam yang dingin demi mendapatkan kehangatan dari selimut cinta yang abadi.
Mereka yang meninggalkan kenikmatan bermimpi di dalam balutan selimut yang terbuat dari bulu-bulu bintang yang halus dan lembut, mereka yang bangun mengadukan air mata, menceritakan hati melalui hati mereka dengan penuh harap agar malam-malam selanjutnya mereka masih bisa mengadukan hati mereka kembali.
Pada penggalan kalimat yang terakhir dari syair tersebut ada kata-kata “Cinta adalah sesuatu yang mengagumkan”. Siapa yang tak mengakui hal ini, bahkan mereka yang hanya sedikit saja padanya cinta itu-pun akan mengakui rasa kagum mereka terhadap kekuatan cinta. Seperti manusia yang lemah tunduk pada cinta manusia yang masih sama lemahnya, sering mereka terkagum dengan kelemahan cinta mereka yang dalam anggapan mereka cinta yang ada pada mereka itu sudah sangat kuat tinggi dan mendalam. Seperti cintanya sesorang laki-laki pada wanita yang baru di kenalnya sekilas kedipan mata itu, adakah cinta pada laki-laki itu ataukah hanya sekedar suka karena keindahan wujud wanita itu?
Bagaimanakah jadinya jika cinta yang Maha besar itu disaksikan oleh seluruh mata dan dirasakan oleh rasa, kemanakah sepatutnya lutut ini bertekuk?. Kemanahkah kening ini menunduk?. Kemana hati ini akan membawa cinta jika bukan kepada-Nya. Jika cinta manusia terhadap manusia saja telah membuat kita terkagum-kagum bahkan sampai-sampai kehilangan akal sehat melihat begitu besar pengorbanan mereka untuk bisa saling mencintai, bagaimanalah jika kita mampu menyaksikan cinta mereka orang-orang yang terpilih, bagaimankah jika tabir itu tersingkap lalu kita bisa melihatnya. Kekaguaman yang bagaimana lagikah yang bisa mengungkapkan rasa kagum itu.

Komentar