“The
LOGI” Chapter of Freedom
Oleh:
Muhyi Atsarissalaf Bin Syamsuir
Masih dalam lingkaran
teka-teki, hanya saja teka-teki kali ini sudah umum diketahui maknanya, namun masih jarang yang menungkap makna itu, bukan karena tidak tahu melainkan ada
sesuatu yang menutupi hal itu untuk tidak diberitahu. Jika merujuk pada sebuah
pertanyaan klasik ala siswa sekolah dasar, pertanyaan itu begini bunyinya “Apa
cita-cita anda?”. Sebuah pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab orang
dewasa.
Coba kita bertanya kepada
orang dewasa tentang cita-cita. Barangkali mereka tidak akan menjawab singkat.
Jawaban mereka tidak merdeka melainkan jawaban mereka terbelenggu. Semakin
dekat mereka dengan apa yang mereka cita-citakan agaknya semakin jauh jawaban
mereka dari apa yang mereka cita-citakan. Agaknya kita perlu banyak belajar
kepada siswa sekolah dasar, yang bisa merdeka dalam menjawab cita-citanya.
Dengan potongan kata yang sangat simple, bisa saja mereka menyebut “cita-cita
saya menjadi tentara, presiden, dan yang lainnya”.
Coba kita lihat
keoptimisan mereka, kebebasan mereka, kemerdekaan mereka. Mengatakan untuk
menjadi presiden bukanlah sesutau yang sulit bagi mereka, mereka tidak perlu
memikirkan dana kampanye, tidak pula memikirkan lawan politik, tidak perlu pula
memikirkan politik pencitraan. Sudah begitu saja tanpa ada hambatan dan tekanan. Itulah
kiranya yang saya lihat bentuk dari pada kemerdekaan dalam ranah yang sangat
kecil dan bisa berarti besar jika kita mampu memberikan harapan agar menjadi
besar.
Sekarang kita lihat
orang dewasa yang sering membicarakan kemerdekaan di dalam keterbelengguan.
Sebuah anggapan yang masih perlu dicari kebenaranya, yaitu anggapan bahwa orang
yang membicarakan kemerdekaan karena mereka belum merdeka. Mereka membicarakan
kemerdekaan kerena masih banyak mereka lihat keterbelengguan, keterbelengguan
itulah yang menjadi belenggu bagi beberapa mereka (orang dewasa).
Orang dewasa tidak akan
menjawab atau tepatnya akan sangat sulit untuk mejawab pertanyaan tentang cita-citanya sesimpel siswa sekolah dasar menjawab. Mereka menjwab
dengan kalimat yang sangat panjang yang barangkali kalau kita tulisakan sudah
menjadi beberapa lembar atau beberapa bab. Karena orang dewasa terlalu banyak
berfikir, betul kiranya jika dikatakan fikiran itu untuk membebaskan dan
fikiran itu juga untuk membelenggu. Sebegitu sulitnyakah orang dewasa dalam
memaknai kemerdekaan.?
Bagi beberapa orang
dewasa yang menggunakan gagasan siswa sekolah dasar dalam mengartikan
kemerdekaan. Orang ini kerap memaknai kemerdekaan sesuai dengan apa yang mereka
maknai. Orang ini terbagi kepada dau aliran pula, yang pertama adalah aliran
yang mengartikan kemerdekaan sebagai kemerdekaan. Aliran yang kedua adalah
mereka yang mengartikan kemeredekaan adalah ketiadaan penjajahan. Dalam hal ini
bukan mereka tidak ingin mengartikan kemerdekaan dengan merujuk pada beberapa
teori, melaikan mereka hanya mencoba untuk tidak mempersulit dalam memaknai
kemerdekaan.
Pernah seorang penulis
yang tidak terkenal, karena memang tidak ada yang mengenal berujar dalam
karyanya yang belum pernah menjadi karya “kemerdekaan bagi penulis adalah
ketika teori yang mereka pelajari tidak pernah bisa dihapalkannya melainkan ketika
ia menulis tetap berhubungan dengan teori yang ia pelajari itu”. Sebuah
ungkapan yang kiranya tidak perlu dikaji dan dimaknai terlalu mendalam tidak pula perlu
dihafalkan.
Secara pribadi saya memahami
apa yang dikatakan oleh penulis yang tidak terkenal itu betul adanya ketika
tidak ada kesalahannya. Dan saya memaknai kata-kata itu dalam sebuah konteks bahwa ia sedang ingin menyampaikan
kepada muridnya yang mana muridnya itu adalah seorang pengecut, yang lebih banyak takutnya dari pada
keberaniannya untuk mencoba. “takut salah” adalah kalimat yang selalu keluar
dari mulut murid itu sehingga murid itu lupa bahwa masih ribuan orang yang akan memperbaiki
atau mengkritik kesalahan itu.
Pada tulisan yang lain
penulis itu pernah berujar tetang kemerdekaan. “Kemerdekaan adalah seorang
mahasiwa yang tidak takut salah dalam menulis karena ia masih percaya ada
keberadaan dosen yang akan membimbingnya untuk lebih benar dari kesalahan
sebelumnya”. Hal ini sebenarnya di ucapkan dalam artian kusus kepada murid yang
penakut itu, namun tiada salahnya juga kita untuk sedikit percaya dengan tujuan
agar tidak takut untuk memulai dan lebih merdeka dalam memulai.
Demikianlah uraian
singkat mengambang dan tidak jelas tentang kemerdekaan. Sebuah harapan --yang
tidak pernah diharapkan orang yang memiliki harapan yang besar-- semoga ada
tulisan yang lainnya dari orang-orang yang tidak mengerti kemerdekaan untuk
dijadikan bahan rujukan untuk dalam memerdekakan orang yang merdeka diatas
rata-rata kemerdekaan orang lain.
Yogyakarta, 16 November
2016.
Komentar
Posting Komentar