Selamat Ulang Tahun Bung Syam
Oleh: Moehji Ben
Sjamsoeir
/1/
Semalaman aku
menyiapkan puisi
Aku tidak mendapatkan
bait-bait bulan juni
Aku teringat seorang
penyair; Sapardi Djoko Damono
Dengan “Hujan Bulan
Juni”nya
Memang benar hujan
bulan juni itu lebih tabah
Aku telah merasakan
rintik rindu yang dirahasiakannya itu
Memang benar hujan
bulan juni itu lebih bijak
Diajarinya aku
menghapus jejak-jejak keraguan
Ayahku adalah seorang
juni
Begitulah ia
menyembunyikan kerinduannya
Disampaikannya bahasa
tanpa kata
Namun, perlahan
mengurat menadi ia dalam-dalam
/2/
Seorang yang berbadan
gemuk itu
Sudah berjalan dalam
hujan, dalam batu bata
Dan pada akhirnya
mengalumni juga di Kopelma
Orang kesekian yang
bertoga dari pucuk gunung sana
Menghabiskan waktu
mengajar di sekolah dan kebun cokelat
Ketika lereng
Singkorong itu mengatakan
“Kini aku sedang
longsor”
Namun bagi seorang
mantan kepala sekolah itu
“Aku tidak kehilangan
cara” ujar Ayahku
Aku teringat masa
kecilku dahulu
Mengajari dengan bahasa
yang singkat saja, itulah ayahku
Sepatu yang masih
berlumpur rupanya menjadi kritik
Untuk orang-orang kota
yang malas hadir dalam rapat
/3/
Seorang yang sangat
anti dengan “cikut-cikutan” itu
Sekarang sudah lebih
setengah abad mendayung
Mulai dari sejak masa
di PBB (Pabrik Batu Bata)
Sampai akhirnya sah
manjadi sarjana, S.Ag di bawa pulang
Seperti mars kopelma
“Bekerja Suka Dharma”
Mengabadikan diri di
kaki lauser sana
Memasang tonggak kecil
sebuah peradaban keilmuan
Walau hanya bermodalkan
koran bekas, barangkali.
Untuk ayahku “Selamat
Ulang tahun”
Selamat ulang tahun
Bung Syam
Yang ke-Setengah abad
satu dekade lebih satu tahun.
Yogyakarta, 1 Juni 2017
Komentar
Posting Komentar